Kamis, 15 Januari 2009

artikel satuan

Kenapa Harus Menwa?
Oleh : Surya Narendra (PGP XXIII/2007)

He who can’t change the very fabric of his thought will never be able to change reality, and will never, therefore, make any progress (Anwar el-Sadat)

Saya sudah hampir satu tahun menjadi anggota KMS Menwa Sat. 905 Jagal Abilawa UNS Surakarta. Bahkan sekarang sudah menjadi staf dan siap menularkan ilmu yang saya dapatkan selama satu tahun itu kepada junior saya, calon siswa PGP XXIV. Tetapi selam satu tahun itu, baru kemarin saya mendapatkan pertanyaan dari kawan saya yang membuat saya terhenyak selama beberapa detik. Kawan saya itu bertanya, “Ngapain kamu masuk Menwa? Kenapa gak ikut BEM, DEMA, UKM Pers, Kelompok Studi Penelitian? Kamu kan mahasiswa Fakultas Hukum, gak bakalan kamu disuruh perang, yang ada kamu harus pinter ngomong, pinter nulis, bisa bikin penelitian.” Saat itu saya hanya menjawab, “Ya karena saya suka.” Tetapi setelah dipikir jawaban itu kurang tepat, tidak ilmiah, dan hanya jawaban egois-emosional semata. Menurut saya, pertanyaan kawan saya itu bisa dijawab lewat tiga aspek, yaitu aspek yuridis, aspek organisasi, dan aspek histories-personal.

ASPEK YURIDIS
Ternyata saya masuk Menwa itu ada dasar hukumnya, yaitu UUD NKRI 1945 Pasal 30 ayat 1 dan 2. Redaksi aslinya adalah sebagai berikut :
(1)Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
(2)Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Repbulik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
Sekarang pertanyaanya, apakah masih ada yang mempertanyakan kekuatan hukum dari UUD NKRI 1945? Kalau memang ada berarti orang tersebut bisa disebut sebagai pengkhianat Negara. Yang namanya pengkhianat Negara itu harus dibinasakan.

ASPEK ORGANISASI
Saya rasa tujuan kita ikut UKM yang pertama adalah unutk mendapat pengalaman berorganisasi. Untuk belajar bagaimana menjadi seseorang yang memimpin dan menjadi seseorang yang dipimpin. Untuk belajar mem-planning, meng-organizing, actuating, dan controlling suatu kegiatan. Untuk bisa mengadakan kegiatan selama 3 minggu sebanyak 100 peserta dengan modal uang satu juta dari pihak universitas. Sekarang pertanyaannya bukan ‘Kenapa harus Menwa?’ tetapi ‘Kalau di Menwa bisa, kenapa harus di UKM lain? Apakah UKM lain juga bisa?’
Tujuan yang kedua yaitu untuk mendapat tambahan ilmu di luar ilmu perkuliahan. Lalu kenapa harus Menwa? Karena di Menwa diajarkan ilmu yang dimiliki UKM lain tetapi UKM lain belum tentu memiliki ilmu Menwa. Contohnya saja di Menwa diajarkan mountaineering, peta-kompas, SAR, dll yang menurut orang-orang adalah monopoli dari Mapala. Di Menwa saya mendapat ilmu tali-temali yang dari dulu sepertinya dimonopoli oleh anak-anak pramuka. Bela Diri Militer yang tidak kalah dengan bela diri yang lain. Dan tentunya masih banyak ilmu-ilmu yang lain. Namun apakah di UKM lain diajarakan teknik penyerangan(TKK), penyamaran malam maupun siang, tata upacara dan apel, pengaturan lalu lintas, dan ilmu olah keprajuritan yang lain? Saya ragu akan hal itu.

ASPEK HISTORIS-PERSONAL
Sejarah bangsa Indonesia dulu diukir, ditulis, bahkan diketik bukan dengan tinta emas tetapi dengan darah para pemuda Indonesia yang selalu siap dengan seluruh jiwa raganya membela tanah air Indonesia. Lalu sekarang kalau bukan kita siapa lagi? Siapa yang peduli akan kelangsungan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia kalau bukan kita mahasiswa, pemuda Indonesia?

Profil Bulan Januari 2009


Pendidikan Pra Gladi Patria ke-XXIV KMS Menwa Satuan 905 akan segera dilaksanakan pada pertengahan Januari 2009 dan diikuti sebanyak 36 peserta dari berbagai fakultas di UNS. Hal ini tidak terlepas dari peran Komandan Satuan Tugas Penerimaan Camenwa T.A 2008 yang telah berhasil menyelenggarakan seleksi Camenwa berdasarkan prosedur dan ketentuan yang diamanatkan padanya.
Adalah Surya Narendra, seorang anggota KMS Menwa yang terbilang masih cukup muda, baik dari usia maupun pengalaman sebagai seorang anggota. Putra bungsu dari pasangan Sukarto dan Sumaryani ini pada Oktober lalu dipercaya menjabat sebagai Dansatgas Penerimaan Camenwa 2008, dan melaksanakan keseluruhan proses seleksi Camenwa. Mungkin ini merupakan suatu tantangan tugas yang cukup berat bagi lajang kelahiran Purworejo 13 Juni 1989 ini.
Surya, begitu ia akrab disapa, mengaku bahwa kesuksesannya ini adalah berkat kerja kerasnya yang didukung oleh segenap senior dan rekan-rekannya. Sebagai seorang yunior, ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa melaksanakan tugas yang cukup berat ini dengan baik sebagai wujud darma baktinya kepada Satuan tercinta.
Karirnya di KMS Menwa Satuan 905 dimulai setelah ia melaksanakan Pendidikan PGP XXIII (2007) dan Bintaltap (2008). Saat ini, Surya yang juga tercatat sebagai mahasiswa semester III Fakultas Hukum UNS ini memegang jabatan sebagai Wakil Kepala Urusan (Wakaur) Personalia KMS Menwa Satuan 905.
Ketika ditanya mengenai hobi, pria yang beralamat di Kaliurip RT 02/ I, Bener Purworejo ini mengaku ia sangat gemar nonton film, terutama yang bertemakan drama war dan action.
Surya yang merupakan lulusan SMA Negeri 1 Purworejo ini bercita-cita ingin mengabdikan dirinya sebagai anggota Polri. Selepas kuliahnya di Perguruan tinggi nanti, ia ingin melanjutkan pendidikan ke Akademi Kepolisian. Kesempatan dan ketrampilan berorganisasi di KMS Menwa ia manfaatkan secara maksimal untuk mendukung cita-citanya tersebut.

Dari Donor Darah KMS Menwa UNS


Setetes darah kita sangatlah berharga buat orang lain yang membutuhkan”, mungkin kata itulah yang tepat menggambarkan makna dari kegiatan Donor darah KMS Menwa Satuan 905 Jagal Abilawa yang diadakan pada tanggal 24 Desember 2008 lalu. Memang, peduli kepada sesama tidak harus kita wujudkan dalam harta benda atau materi semata. Darah kita yang merah dan mengalir dalam tubuh kita pun bisa sangat berharga apabila ada seseorang yang sangat membutuhkan.
Untuk kegiatan kali ini, menurut Dansatgas Donor Darah KMS Menwa, F. Raditya AP. (Pertanian), mendapatkan antusiasme yang cukup baik dari semua kalangan. Hal ini dapat dilihat dari statistik pendonor yang cukup beragam mulai dari mahasiswa, anggota UKM UNS, karyawan UNS bahkan peserta umum.

Bertempat di Ruang Serba Guna Yulianto, sebanyak 62 kantong dengan berbagai golongan darah siap untuk diproses lebih lanjut di PMI cabang Surakarta. Pihak PMI pun sangat terbantu dengan adanya kegiatan rutin donor darah yang diadakan KMS Menwa UNS (2 kali setahun), yaitu bulan Agustus dan bulan Desember. KMS Menwa pun saat ini merupakan salah satu organisasi yang dituju apabila ada pasien yang membutuhkan darah sewaktu-waktu karena selama 24 jam para anggota KMS Menwa selalu siap membantu.